Skip to main content.
Related sites:
More related sites: www.indonesia-icao.org
Communications, Navigation and Surveillance: Home | About Us | Disclaimer | Archive | Global Information | CNS Room | Contact Us

Air Navigation Commisions Briefing.
Sebuah Upaya Peningkatan Infrastruktur

Topik Bahasan: GRAS (Ground Based Regional Augmentation System) dan sistem augmentation lain.

Penyaji: DR. Keith McPherson dari Airservices Australia

Latar Belakang
CNS-ATM atau Communications Navigation and Surveillance - Air Traffic Management merupakan bagian yang sangat penting dalam pelayanan lalu lintas udara. GNSS (Global Navigation Satellite System) merupakan bagian dari CNS ATM yang banyak mengalami kemajuan teknologi. GRAS merupakan bagian dari GNSS dalam sistem Future Air Navigation berbasis satelit. GBAS dan GRAS merupakan jawaban pada sistem Navigational Aid yang dapat menambah tingkat kesempurnaan akurasi (presisi) yang sangat diperlukan pada fase approach dan departure, yang dengan GNSS belum sepenuhnya tepat. Di kalangan ICAO, GRAS lebih dikenal sebagai Australia Drafting, mengingat Air Services Australia merupakan pihak yang ditugasi ICAO untuk mengembangkan peralatan Nav Aid ini. Penyajian oleh DR. Keith McPherson dari Air Services Australia dimaksudkan sebagai penyampaian wacana bagi seluruh negara anggota ICAO sejalan dengan berbagai upaya peningkatan pelayanan lalu lintas udara yang lebih menjamin keselamatan penerbangan.

Manfaat ATM:

  1. Meningkatkan nilai ekonomis operasi penerbangan;
  2. Melindungi pencemaran lingkungan;
  3. Meningkatkan keselamatan;
  4. Meningkatkan keamanan.
Dalam ATM penggunaan GRAS dan GBAS dapat mencapai nilai kecermatan yang optimal (Gate-Gate precision/Cat III) terutama pada fase pendaratan dalam setiap keadaan cuaca (all weathers landing)

Komponen GNSS:

  1. GPS (Global Positioning System);
  2. GLONASS;
  3. Galileo;
  4. Communication Satellites.
Augmentation Systems:

  1. SBAS (Satellite Based Augmentation System);
  2. GBAS (Ground Based Augmentation System);
  3. GRAS (Ground Based Regional Augmentation System);
  4. ABAS (Aircraft Based Augmentation System).
Mengapa GNSS memerlukan augmentation (penguatan)?

  1. Penggunaan GPS sangat terbatas, yakni lebih kurang 60˚N/S Equatorial;
  2. GNSS bersifat global sehingga memerlukan pengakuan kedaulatan dalam pengoperasiannya (sovereignity/liability);
  3. GNSS memerlukan signal yang lebih baik untuk aplikasi di fase approach dan departure (three in one);
  4. Augmentation merupakan sebuah media yang bersifat terpadu/integrated system;
  5. Augmentation dapat mengukur keterpaduan data.
Manfaat Augmentation:

  1. Meningkatkan availability (kinerja) dari signal satelit;
  2. Membentuk Flexible tracking/free flight;
  3. Membentuk track kurva pada fase pendekatan ke runway;
  4. Dapat membentuk cruise descent approach;
  5. Menjadikan proses pendekatan (approaching) menjadi lebih akurat;
  6. Meningkatkan pemanfaatan landas pacu (runway utilization);
  7. Meningkatkan efisiensi ATM;
  8. Mengurangi terrestrial navigational aids yaitu perangkat bantu navigasi yang terpasang didaratan;
  9. Memperkecil RNP .

Required Navigation Performance secara prinsip memiliki persamaan dengan RNAV (Area Navigation) dalam hal mempertahankan penggunaan jalur (track) yang telah ditetapkan selama penerbangan. Hal utama yang membedakannya hanyalah bila RNP memiliki pemonitoran (monitoring) dan peringatan (alerting) terhadap sistem kinerjanya sedangkan RNAV tidak. Definisi RNP secara harfiah adalah sebuah kondisi tentang kinerja sistem navigasi di pesawat yang dipergunakan (operasional) untuk dapat memenuhi jalur di udara yang telah ditetapkan. Batasan lainnya tentang RNP adalah sebuah bentuk PBN (perfomance-based navigation) yang dapat menjadikan sistem navigasi pada sebuah pesawat dapat terbang secara kontinyu di (dalam) jalurnya (on flight path) diantara dua titik 3D (vertikal, horisontal dan jarak kedepan) yang telah ditetapkan di udara (defined airspace) . RNP 10 artinya, sistem navigasi dipesawat tersebut harus dapat mempertahankan posisinya pada koridor yang berjarak 10NM (Nautical Mile) atau masing-masing 5NM disebelah kiri dan kanan dari center line atau jalur yang ditetapkan. RNP 0.3 adalah sistem navigasi di pesawat yang harus dapat mempertahankan posisinya pada sebuah koridor yang hanya berbatas 0.3 NM. Jadi secara sederhana dapat dinyatakan bahwa RNP yang lebih kecil berarti lebih kecil pula pergeserannya (divertion) dari jalur yang sudah ditetapkan. Pada fase pendekatan/pendaratan yang memiliki alat bantu navigasi pendaratan, RNP akan lebih kecil dibandingkan dengan di jalur jelajah (Oceanic Control atau en-route).

RNP akan dapat terpenuhi dengan baik, apabila semua sistem navigasi, baik yang berada di pesawat maupun di darat dalam tingkat reliability yang baik. Untuk memperoleh kinerja yang dapat dipercaya (reliable), semua peralatan operasional (CNS) harus di kalibrasi (ditera) sesuai dengan ketentuan ICAO. Peneraan (kalibrasi) peralatan operasional dibeberapa negara masih dilakukan oleh CAA (Civil Aviation Authority).

Aplikasi Sistem Augmentation dalam Fase Penerbangan:

  1. Departure: GRAS;
  2. En-route: ABAS, SBAS, dan GRAS;
  3. Approach and Landing: GBAS.
Beberapa negara yang sudah memasuki tahap pembuatan GBAS/GRAS melalui program Research and Development yaitu: Rusia, China, India, Taiwan, Malaysia dan Republik Korea.

Hasil yang Diharapkan:

  1. Aplikasi peralatan ini sangat membantu dalam memecahkan masalah ATM khususnya dalam pengembangan Airspace Management dan Flow Management (ATFM);
  2. Penyajian ini diharapkan dapat membuka wacana bagi negara anggota untuk mempertimbangkan sejauh mana kemungkinan aplikasi perkembangan teknologi yang merupakan langkah maju dalam lebih menjamin keselamatan penerbangan dapat dikembangkan pada penerbangan sipil di masing-masing negara;
  3. Mendorong Research and Development di Indonesia untuk menghasilkan produk teknologi khususnya di bidang Navigasi Udara;
  4. Sebagaimana disebutkan oleh President of ANC bahwa keikutsertaan dalam pertemuan di ANC ini adalah sebagai media pembelajaran. Ini berarti forum profesi semacam ini sangat bermanfaat bagi pejabat teknis Indonesia untuk magang dan berdiplomasi di bidang penerbangan sipil dan navigasi penerbangan khususnya dalam mengejar ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain.


Analisa Komparatif dengan PIRGs

Topik Bahasan:
A comparative analysis of regional developments through PIRGs (Planning and Implementation Regional Groups)

Penyaji: Director of the Air Navigation Bureau ICAO, Mr. William R. Voss.

Latar Belakang:
Konsep laporan akan diajukan kepada sidang Dewan berupa laporan tahunan tentang pengembangan dan modernisasi di bidang sistem Communication, Navigation and Surveillance (CNS). Pengembangan sistem tersebut banyak dilakukan oleh berbagai negara dengan konsep yang sangat beragam. Mengingat ICAO berkepentingan untuk memfasilitasi kepentingan semua negara anggota dalam aplikasinya, khususnya dalam upaya standardisasi, mengingat sifat utama penggunaan berbagai alat navigasi udara dalam operasi penerbangan harus standar di antara negara-negara pengguna (seamless dan interoperability).

Aplikasi Teknologi di Zona Penerbangan Dunia
Aktivitas ICAO dalam banyak hal terpusat pada pengembangan berbagai peralatan khususnya menyangkut aspek CNS-ATM. ICAO membagi zona dunia penerbangan menjadi 7 wilayah dunia yaitu ASIA/PAC, AFI, EUR, CAR/SAM, MID, NAM dan NAT. Keragaman tingkat implementasi ketentuan ICAO merupakan cermin kemampuan dan karakteristik masing-masing negara dalam setiap zona tersebut.

Unsur Utama beserta elemen masing-masing yang akan di standarkan
Beberapa unsur utama CNS-ATM beserta elemen yang terkait yang standardisasinya akan ditetapkan dalam aplikasinya meliputi:

  1. ATM
  2. CNS-ATM
  3. COM
  4. NAV
  5. SUR

Rangkuman Hasil:
Beberapa unsur utama CNS-ATM beserta elemen yang terkait yang standardisasinya akan ditetapkan dalam aplikasinya meliputi:

  1. Setelah mengikuti pertemuan ini diharapkan masing-masing negara dalam zona penerbangan yang berbeda melakukan pencermatan kembali jadwal aplikasi dan implementasi;
  2. Masukan ini merupakan acuan bagi setiap negara anggota untuk mempersiapkan implementasinya yang disesuaikan dengan kemampuan pendanaan, SDM, dan prosedur;
  3. Memberikan masukan kepada DGAC agar lebih memperhatikan pengaruh negara maju yang umumnya adalah sebagai pemasok utama peralatan dengan teknologi mutahir;
  4. Pertemuan ini merupakan sebuah forum alih teknologi dari negara maju (developed) kepada negara berkembang (developing), dengan ICAO sebagai fasilitatornya.
  5. Implementasi SARPs/PANS dijadwalkan antara tahun 2005-2007.
  6. ICAO akan mempersiapkan pedoman guidance materials.

Home

Home

SAP Briefing

Topik Briefing: Evolution of the ICAO Universal Security Audit Programme
Penyaji: Chief Security Audit Programme (SAP)
Latar Belakang:
Universal Security Audit Programme dimulai oleh ICAO pada November 2002, yaitu setelah Dewan menyetujui Aviation Security Plan of Action pada Juni 2002. Sampai dengan tahun ini telah dilaksanakan 97 audit. Audit keamanan ini merupakan pelaksanaan resolusi sidang umum nomor A33-1, A35-9 dan A35-10. Walaupun merupakan suatu pelaksanaan yang bersifat mandatory terhadap semua negara anggota yang berjumlah 189, namun dalam implikasinya ICAO tidak memiliki law enforcement (sanksi). Tujuan utama dari program ini adalah meningkatkan global aviation security dari semua negara anggota melalui penilaian sampai sejauh mana aplikasi implementasi standar keamanan ICAO.

Metoda Pendekatan:
Pada dasarnya USAP dalam melakukan auditnya memiliki sifat universal yang berarti memberlakukan konsep standar dan menyeluruh terhadap semua negara anggota ICAO. Dengan mendasari keputusan (resolusi) dari General Assembly ke-33 dan ke-35 menetapkan USAP sebagai salahsatu program yang bersifat mandatory. Bentuk pendekatan lain adalah pelaksanaan yang dilakukan secara sistematis dan harmonis terhadap semua negara anggota. Penjadwalan waktu pelaksanaan program ini ditetapkan berdasarkan kesiapan dari negara yang akan diaudit dan Memorandum of Understanding (MoU).

Acuan USAP:
Diawali dengan acuan Annex 17 (Security, Safeguarding International Civil Aviation Against Acts of Unlawful Interference), ICAO melaksanakan program ini secara universal terhadap implementasi aktivitas pengamanan di bandar udara di semua negara anggota. Ketentuan telah menetapkan pelaksanaan audit dilaksanakan di bandar udara internasional utama. Pada umumnya negara anggota menetapkan hanya 1 (satu) bandar udara internasional utama yang dijadikan objek audit. Meningkatnya unlawful di bidang penerbangan sipil menjadikan USAP mengembangkan lingkup acuannya kepada Annex 9 Facilitation.

Kesimpulan:
  1. Dengan landasan ke-5 prinsip USAP, pelaksanaan program ini merupakan suatu proses penilaian universal terhadap tingkat implementasi standar keamanan yang umumnya terjadi di bandar udara internasional utama.
  2. Pada kenyataannya unlawful interference di bidang penerbangan sipil bersifat dinamis sehingga dalam mengatasinya perlu untuk mengantisipasi dengan pengembangan lingkup acuan dari Annex 17 kepada Annex 9 .
  3. Rentannya (fragile) sistem pengamanan penerbangan di bandar udara mengharuskan pihak yang berwenang baik pemerintah, operator bandar udara maupun aparat keamanan lainnya mematuhi sepenuhnya standar maupun rekomendasi yang telah ditetapkan
  4. Otoritas bandar udara merupakan pihak yang berwenang melaksanakan fungsi koordinator.
  5. Hasil USAP merupakan laporan yang bersifat Sangat Rahasia (Strictly Confidential).
Home

Navigasi Dapat Berbentuk Tanda Panah

Membaca judul diatas akan terpikir oleh para pembaca, jenis apakah panah tersebut. Penulis yang cukup lama terlibat dalam masalah penerbangan sipilpun awalnya merasakan aneh dengan judul dimaksud dan sulit untuk membayangkan bagaimana operasionalnya. Navigasi secara terjemahan umum adalah sebuah proses monitoring dan pengendalian sebuah benda bergerak yang dapat dikendalikan seperti pesawat terbang, kapal atau kendaraan lain dari satu posisi ke posisi lain. Tujuanya adalah agar pergerakkan benda tersebut sesuai dengan rencana yang dikehendaki oleh pengendali dengan sebaik-baiknya. Alat ini akan dapat membantu para pengendali jenis semua kendaraan yang bergerak seperti disebutkan diatas agar mencapai tujuan nya dengan tepat sesuai dengan yang telah direncanakan. Dunia penerbangan memerlukan bantuan navigasi sejak lama.

Manfaat pertama yang diperoleh adalah dapat diketahuinya jarak tempuh yang sudah dilaluinya serta jarak ketinggian yang diterbanginya. Wright Brother menyatakan pada penerbangan pertama yang berhasil dilakukan secara sukses, berapa kilometer jarak terbang yang telah berhasil ditempuh dan berapa meter ketinggian yang berhasil diterbangi serta berapa lama proses itu berlangsung . Hal itu semua menunjukkan manfaat sebuah proses navigasi yang sangat sederhana yang diperoleh, dan itu terjadi di sekitar tahun 1903-an.

Pada tahun 1923 United States Post Department, Air Mail mencatat sejarah besar setelah sukses melakukan pengiriman pos melalui udara dari pantai Barat ke Timur Amerika (coast to coast ) walaupun masih secara point to point (ferry flight). Tercatat dalam sejarah Amerika, bahwa pelaksanaan penerbangan tersebut setelah diputuskan kesepakatan dari Tim Tujuh (terdiri dari 7 orang penerbang dari US States Air Mail ) untuk bersedia melakukan perintisan penerbangan pengangkutan pos terjauh tersebut . Pesawat yang dipergunakan berjenis; Curtiss yang secara kelaikudaraan pada saat itu dapat diterbangkan untuk rute tersebut. Penerbangan pos ini secara total dapat menjangkau jarak sejauh San Fransisco-New York.

Pesawat terbang yang lebih berat dari udara pertama yang dijadikan untuk pelayanan komersial adalah jenis Airco DH.4 dari perusahaan Inggris. Itu terjadi di awal tahun 1919-an dengan rute antara Inggris ke Prancis. Jenis pesawat ini popular bagi beberapa Negara seperti Amerika dan Australia. Amerika mempergunakan pesawat ini untuk pengangkutan pos melalui udara pada tahun 1919, sedangkan Australia mempergunakannya untuk pengangkutan pos melalui udara pertama pada 1922. Jenis pesawat ini melakukan penerbangan terjauh untuk pengangkutan pos dari San Francisco ke New York ( lebih dari 4300 km) termasuk pelayanan penerbangan malam hari yang dimulai pada tahun 1924.

Anda bisa membayangkan pada saat alat navigasi mulai diperkenalkan di tahun-tahun 1921 an, bentuk alat navigasi apa yang dipergunakan sebelum itu. Penerbangan pos merupakan penerbangan komersial yang lebih dahulu dilakukan di Amerika daripada pengangkutan penumpang dan barang. Penerbangan oleh US Post Office Department, merupakan penerbangan komersial yang paling tua di Amerika. Penerbangan ini dimulai pada tahun 1918, dengan mengawali menerbangi beberapa kota dalam penerbangan pendek seperti Washington DC- New York. Beberapa tahun berjalan, penerbangan ini dilakukan ketempat yang lebih jauh dan bahkan juga pelayanan pada malam hari khusus di musim panas. Lokasi pendaratan masih berupa lapangan rumput yang terbuka luas sehingga dapat didarati oleh jenis pesawat US Army Curtiss JN-4HM "Jenny" biplanes. Penerbangan pertama untuk rute tersebut dari Washington DC- New York liwat Philadelphia. Penerbangan pertama ini mengalami kegagalan karena keselahan navigasi yang dipergunakan dengan mengandalkan jalur kereta api di luar kota yang menjadikan pesawat tersebut kehilangan arah dan menjauhi dari rute yang direncanakan. Pendaratan yang tidak dijadwalkan segera dilakukan 18 menit kemudian di sebuah daerah di Marryland, namun mengalami kegagalan. Beberapa bulan kemudian USPOD Air Mail mengambil alih pelayanan dari US Army dengan mempergunakan jenis pesawat baru yang didesain khusus untuk kepentingan pengangkutan pos.

Dua tahun kemudian, dengan bertambahnya demand, US Post Dept. terus meningkatkan pelayangan kebeberapa rute menengah dan akhirnya pelayanan coast to coast. Penerbangan point to point menerbangi lebih dari 10 tempat pendaratan yang memakan rata-rata waktu terbang selama 2 jam. Penerbangan ini dilakukan juga pada malam hari untuk pelayanan di musim panas. Untuk keselamatan penerbangan tersebut, bantuan alat navigasi visual yang dipergunakan pada saat itu adalah tanda panah besar yang diletakkan di tanah (bumi) disepanjang jalur pelayanan air mail.

Pihak Konggres Amerika tidak yakin bahwa penerbangan pos dapat menerbangi dari pantai Barat ke ujung Pantai Timur Amerika pada saat itu sehingga secara langsung tidak menyetujui penganggaran pembuatanya. Anggota Konggres berpikir bagaimana melakukan penerbangan sejauh itu tanpa bantuan, alat bantu navigasi bahkan peta penerbangan. Namun pada akhirnya Konggres menyetujui penganggaran itu pada tahun 1923, setelah dua tahun diyakinkan oleh tim 7 yaitu para penerbang US Post yang telah merintis pelayanan rute jarak panjang tersebut. Untuk jarak sejauh lebih dari 4000 km dengan interval 10 mile maka diperlukan sekurang-kurangnya beberapa puluh tanda panah raksasa ditanah. Bila pengangkutan pos melalui udara ini terlaksana maka akan menghemat waktu pengiriman 34 jam yang selama ini dilakukan melalui kereta api.

Tanda panah tersebut harus terlihat jelas dari udara, karena pesawat pengangkut pos tersebut terbang secara visual. Agar terlihat kontras dengan warna daratan yang didominasi oleh warna coklat (tanah), biru (permukaan air/laut) , hijau (hutan) dan putih (salju) maka dipilihlah warna kuning untuk ke-50 alat bantu navigasi visual itu. Tanda panah raksasa dari beton (concrete) yang menonjol di permukaan tanah itu berukuran panjang 70 kaki dilengkapi dengan peralatan berbentuk tower dengan interval 10 mile sejauh lebih dari 4000 km.

Gambar di atas adalah peninggalan tanda panah yang masih tersisa di Amerika saat ini tepatnya di negara bagian Utah.

Semua tanda itu diletakkan di permukaan tanah terbuka, mengular mengarah ketimur disepanjang rute penerbangan pos. Tanda panah tersebut dilengkapi juga dengan lampu yang diletakkan di tower baja setinggi 50 kaki di dekat tanda panah tersebut. Tanda panah ini akan tersebar di 13 titik pemberhentian pesawat dari titik titik yang menghubungkan pantai Barat ke Timur (Atlantik ke Pacific). Walaupun pembuatan alat bantu navigasi visual ini disetujui oleh Konggres Amerika dengan biaya cukup besar, namun dengan mulai diketemukannya alat navigasi yang lebih canggih yaitu radar dan radio komunikasi, maka penggunaan alat ini hanya berumur pendek yaitu 3 tahun. Pada tahun 1940 perangkat tersebut didonasikan oleh US Post Office untuk membantu pihak militer dalam mengatasi perang. Demi keselamatan penerbangan pada saat itu pengadaan alat tersebut harus diakui keberadaan walaupun berumur sangat pendek. Alat tersebut sangat membantu seluruh operasional penerbangan pos di Amerika dalam mengatasi kehilangan arah yang dapat menimbulkan peluang terjadinya kecelakaan yang diakibatkan oleh kehabisan bakar bakar. Nah, bagaimana tanda panah itu terlihat dari kokpit pesawat? Lihatlah gambar berikut ini:

Sumber: Tulisan Nina Strochlic, The Daily Beast dan Wikipedia English Version

Home